Kedekatan Emosional yang Terjalin Lewat Menyusui

Article Detail

Kedekatan Emosional yang Terjalin Lewat Menyusui
Admin
06 Okt 2025

Kedekatan Emosional yang Terjalin Lewat Menyusui

Menyusui bukan sekadar proses memberikan asupan nutrisi terbaik bagi bayi. Lebih dari itu, menyusui adalah momen sakral yang mempererat hubungan emosional antara ibu dan anak — sebuah ikatan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun.

Sentuhan Pertama yang Menguatkan Ikatan

Sejak pertama kali bayi diletakkan di dada ibu, terjadi kontak kulit ke kulit (skin-to-skin contact) yang memicu berbagai reaksi emosional dan biologis. Hormon oksitosin—sering disebut sebagai hormon cinta—dilepaskan, menciptakan rasa tenang, bahagia, dan kedekatan mendalam antara ibu dan bayi.
Bayi merasa aman karena merasakan detak jantung, aroma, dan kehangatan tubuh ibunya — sensasi yang sangat mirip dengan lingkungan di dalam rahim. Hal ini membuat bayi lebih mudah beradaptasi dengan dunia luar dan memperkuat rasa percaya (trust) pada sosok ibunya.

Komunikasi Tanpa Kata

Menyusui juga merupakan bentuk komunikasi non-verbal yang sangat kuat. Melalui tatapan mata, belaian lembut, dan respons ibu terhadap kebutuhan bayi, terjadi proses saling mengenal yang mendalam.
Ibu belajar mengenali tanda-tanda lapar, kenyamanan, atau ketidaknyamanan bayinya. Sementara bayi belajar bahwa setiap kebutuhannya akan direspons dengan penuh kasih. Dari sinilah terbentuk dasar kelekatan aman (secure attachment) yang menjadi fondasi penting bagi perkembangan emosional anak di masa depan.

Manfaat Emosional Bagi Ibu

Tidak hanya bagi bayi, menyusui juga memberikan manfaat emosional besar bagi ibu. Proses ini membantu ibu menurunkan tingkat stres dan risiko depresi pascapersalinan, sekaligus meningkatkan rasa percaya diri dalam mengasuh.
Momen-momen menyusui yang tenang sering kali menjadi waktu refleksi bagi ibu, di mana ia dapat menikmati kebersamaan intim dengan buah hatinya tanpa gangguan dunia luar.

Investasi Kasih Sayang Seumur Hidup

Ikatan emosional yang terjalin sejak masa menyusui memiliki dampak jangka panjang. Anak yang memiliki hubungan emosional kuat dengan ibunya cenderung tumbuh lebih percaya diri, mandiri, dan memiliki kemampuan sosial yang baik.
Dengan kata lain, setiap tetes ASI bukan hanya memberi nutrisi, tetapi juga menanamkan rasa aman dan cinta yang akan menjadi bekal kehidupan anak kelak.

Penutup

Menyusui adalah perjalanan penuh makna — perpaduan antara kasih, pengorbanan, dan keajaiban biologis. Lebih dari sekadar memberi makan, menyusui adalah bentuk komunikasi terdalam antara ibu dan anak yang menumbuhkan rasa cinta tanpa batas.

Sumber:

  • Kementerian Kesehatan RI. (2023). Pedoman Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif.

  • UNICEF. (2022). The Power of Breastfeeding: Nurturing Bonds and Building Health.

  • WHO. (2023). Breastfeeding and Emotional Development of Children.